Kamis, 24 Oktober 2013

Desain pada Masa Modernisme


By
In Design, Design Reviews
Kata “Modern” berasal dari kata latin Modo yang berarti “Barusan”. Sejarah itu diawali pada tahun 1127, oleh seorang biarawan Suger yang merekontrusikan basilika St. Denis di Paris, dan hasil karyanya merupakan sebuah gaya yang baru. Tidak menganut gaya Yunani, atau Romawi. Dan dia menyebut gayanya itu “Opus Modernum”  yang artinya karya baru.
Gaya Arsitektur  Suger berpengaruh pada dunia arsitektur yang kemudian disebut Gothik. Sebutan Gothik  merupakan sindiran tergadap  gaya baru  tersebut. Pengertian Modernisme  harus  dibedakan dengan pengertian kita sehari – hari mengenai sesuatu yang baru dan mutakhir. Modern sebagai Isme adalah serangkaian pemikiran dan gerakan dalam berbagai bidang kehidupan yang  muncul sejak tahun 1900 hingga 1950.

Menurut  Sulvian, yang  dijadikan salah satu prinsip utama dalam desain modern adalah : Setiap Bentuk harus ada fungsinya (fungsional dan rasional). Aspek yang paling spektakuler dalam modernisasi suatu masyarakat adalah pergantian teknik – teknik produksi dan cara – cara tradisional ke cara modern.

Reaksi Terhadap Modernisme
Prinsip dalam pemikiran Modernisme pada Arsitektur/Seni/Desain Modern antara lain:
Formalisme:  Bentuk menjadi perhatian utama
Fungsionalisme:  Setiap bentuk harus ada fungsinya
Universalisme: Nilai keindahan dalam pemikiran Universalisme dianggap dapat diterima dan diterapkan pada masyarakat dimanapun dan kapanpun. Ketiga pokok pemikiran itu  menghasilkan kecenderungan baru dalam desain seperti :
  1. Bentuk geometris dan terukur
  2. Menghilangkan elemen dekoratif
  3. Tata letak yang asimetris namun teratur
  4. Sistem grid yang jelas
  1. Warna dengan intensitas redup dan dingin
  2. Background bersih
Masa modern awal dalam seni dan desain pasa umumnya menunjuk pada tahun pertama abad 20. pada masa ini satu perkembangan desain yang penting adalah dengan berdirinya Der Deutscher Werkbund.

Der Deutscher Werkbund

Untuk memahami keunggulan Inggris dalam bidang desain. Jerman mengirimkan mata – matanya, Herman Muthesius ke Inggris tahun 1896, dengan hasil rekomendasi membuka bengkel pada tiap sekolah dan menunjuk para seniman memperbaharui metode pengajaran sekolah dan akademi seni. Berbeda sdengan bengkel Art and Craft di Inggris yang menolak mesin, Jerman menerima produksi mesin dengan terbuka. Jerman  menunjukkan  perbedaan gaya dan metode produksi dalam desainnya. Hingga pada tahun 1907 di Munich berdiri German Werkbund, yaitu sebuah perkumpulan yang sukses menggabungkan aspek seni dan Industri sebelum perang dunia pertama.

AEG dan Peter Behrens

Pada awal abad 20 jerman telah menjadi negara industri maju dengan industri utama yaitu baja, menyaingi inggris. Perusahaan  besar yang ada di Jerman adalah AEG (Allgemeine Elektrizitas Gesellschaft), tahun 1907, peter behrens ditarik untuk menjadi Direktur komunikasi dan bertugas menyeragamnkan gaya desain grafis, gedung, interior hingga produk yang dihasilkan oleh AEG.
Awal abad 20 Berlin menjadi pusat perdagangan Jerman, di kota ini muncul aliran dalam desain grafis yang disebut Berliner Plakat atau Plakatstil (Plakat=poster, gaya poster). ciri dari gaya ini, memanfaatkan satu obyek utama tanpa elemen dekoratif atau background yang dapat mengganggu kehadiran obyek utama itu. Tipografi yang digunakan besar dan bold, dengan berbunyi singkat.

Taylorisme
Adalah pandangan dalam manajemen yang diungkapkan oleh Frederich Winslow Taylor dalam bukunya “The principles as Scientific management”(1911). Taylorisme mendasarkan pemikirannya pada pendapat bahwa manusia adalah mesin yang sangat istimewa yang mempunyai mekanisme internal untuk diadaptasikan dengan kebutuhan industri modern.
  http://achmadyanu.com/?p=194

Tidak ada komentar:

Posting Komentar